3 Rekomendasi Wisata Candi Tempat Bersejarah di Blitar

Ridwan
Candi Penataran Candi yang Bercorak Hindu

 

Blitar, insanimedia.id – Blitar memiliki banyak tempat bersejarah salah satunya candi.

 

Ada banyak candi peninggalan sejarah yang patut untuk di eksplor. Adanya peninggalan berupa candi ini menjadi bukti besarnya sejarah peninggalan leluhur kita.

 

Para leluhur mampu membangun candi yang sudah berusia ratusan tahun dan masih bertahan hingga saat ini.

 

Wisata Alam Lainnya

 

1. Candi Penataran

Candi Penataran terletak di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar. Candi ini memiliki banyak relief yang menggambarkan kehidupan pada jaman dahulu.

 

Relief yang paling terkenal di Candi Penataran adalah relatif Ramayana yang ada di candi ini.

 

Di candi ini juga diyakini tempat peribadatan pada zaman dahulu. Para leluhur menggunakan Candi Penataran untuk melakukan pemujaan pada keyakinan mereka.

 

Selain itu, di tempat ini juga terdapat tempat pemandian (pensucian) yang diyakini sebagai tempat pensucian para leluhur dahulu.

 

Candi Penataran memiliki corak Hindu. Nama aslinya adalah Candi Palah yang disebut dalam prasasti Palah. Letak Candi Penataran adalah di sebelah lereng barat daya Gunung Kelud di ketinggian 450 mdpl.

 

 

2. Arca Warak

Arca Warak terletak di Desa Modangan, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar. Lokasinya tidak jauh dari candi Penataran.

 

Situs Patung Warak terdiri dari sisa-sisa struktur sejarah masa klasik kebudayaan Hindu-Budha.

 

Arca ini terdiri dari beberapa arca dan batu candi yang tersebar secara tidak merata. Setidaknya ada tiga patung yang bisa dikenali dari lokasi ini, yakni satu patung gajah dan dua patung bergambar sosok berukuran besar.

 

Menurut laporan Belanda tahun 1903, terungkap bahwa kedua patung yang menampilkan sosok besar itu berukuran tinggi 2 m dan 2,5 m, dan salah satu patungnya terdiri dari tiga komponen berbeda.

Baca Juga :  Hari Jadi Lingkungan Bence ke 185 Tahun, Warga Kediri Napak Tilas dan Uri Uri Budaya

 

Patung Warak memiliki kolam yang cukup besar dengan sumber mata air yang besar. Selanjutnya, masyarakat setempat membangun pancuran untuk memanfaatkan sumber air tersebut.

 

Air kolam yang dialirkan melalui pancuran dimanfaatkan masyarakat untuk mandi, mencuci, bahkan untuk kebutuhan sehari-hari pada musim kemarau, sedangkan sisanya dialirkan ke sawah.

 

Lokasi ini dipercaya dinamakan Reca Warak (Patung Badak) karena patung tersebut dianggap demikian oleh penduduk setempat.

 

 

3. Candi Kotes

 

Candi Kotes terletak di Desa Kotes, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar.

Candi Kotes merupakan kompleks candi yang menampilkan dua bangunan berbentuk seperti batur. Terdiri dari batuan andesit yang ditata berlapis-lapis, dengan tangga menanjak ke barat.

 

Candi Kotes bertanggal 1222 Saka dan 1223 Saka, menandakan bahwa bangunan ini diyakini berasal dari zaman Raja Raden Wijaya, raja perdana Majapahit (Tim Penggali dan Perumus HUT Kabupaten Blitar, 1976: 39-40).

 

Menurut prasasti dari Gunung Butak bertanggal 1294 M, Raden Wijaya dibantu oleh warga Desa Kudadu dan sekitarnya pada saat penyerangan Jayakatwang.

 

Begitu pula ketika pasukan Raden Wijaya melancarkan penyerangan ke Jayakatwang di Kediri, mereka didukung oleh penduduk setempat dari wilayah Kotes dan sekitarnya.

 

Sebagai tugas yang harus dilakukan oleh raja yang menang, ia biasanya memberikan tanah kepada pemimpin desa dalam bentuk sima.

 

Atau dengan membangun bangunan suci untuk iman. Akhirnya ketika Raden Wijaya dinobatkan sebagai raja, ia menghibahkan candi suci yang terletak di wilayah Kotes sekarang.

Hingga saat ini, peran candi tersebut masih belum jelas, namun diyakini berfungsi sebagai tempat peribadahan.