Benarkah Malam 27 adalah Turunya Lailatul Qadar?

Ulul Albab Ketua Orda ICMI Jatim

Oleh : Ulul Albab Ketua ICMI Jawa Timur, Ketua Litbang DPP Asosiasi Muslim

Kajian Islam, insanimedia.id – Alhamdulillah, kita telah memasuki hari ke-25 Ramadhan. Dalam catatan saya, sudah ada 27 serikajian ringan tentang Ramadhan yang sayasampaikan, untuk maksud mengedukasi dan menginspirasi siapa saja yang berkenanmembacanya.


Namun, ada satu topik penting yang sering menjadi perdebatan, terutama di sepuluhmalam terakhir Ramadhan, yaitu: Benarkah malamLailatul Qadar itu jatuh pada malam ke-27?

Banyak di antara umat muslim dunia yang meyakini bahwa Lailatul Qadar jatuh pada malamke-27 Ramadhan, terutama di Mekkah dan Madinah, di mana tradisi ini begitu kental.

Karena itu, pada malam tersebut, masjid-masjid dipenuhi oleh jamaah yang beribadah dengan harapan meraih malam yang lebih baik dari seribu bulan tersebut. Tetapi, bagaimana pandangan hadis tentang hal ini? Apakahbenar malam ke-27 adalah malam yang dimaksudkan?

Apa Itu Lailatul Qadar?

Sebelum kita membahas lebih lanjut, mari kitaingat kembali apa itu Lailatul Qadar. Dalam Surah Al-Qadr (97), Allah SWT berfirman:Sesungguhnya Kami telah menurunkan (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apamalam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebihbaik dari seribu bulan.” (QS. Al-Qadr: 1-3)

Malam ini adalah malam diturunnya Al-Qur’andarilauchmahfudke langit dunia. Sebagian umat meyakini sebagai malam diwahyukannya Al-Quran pertama kali kepada Nabi Muhammad SAW. Wallohu a’lam, saya tidak punya ilmu untuk menentukan pendapat mana yang benar. Yang jelasdengan diturunkannya al-quran pada malam tersebutmaka malam tersebut menjadi sangat istimewa.

Ibadah pada malam ini memiliki keutamaanyang luar biasa, lebih baik dari seribu bulan, yang artinya keberkahan malam ini jauh melebihibanyaknya malam dalam setahun. Oleh karena itu, umat Islam berusaha memaksimalkan ibadah merekauntuk meraih keutamaan tersebut.

Keyakinan Bahwa Lailatul Qadar Jatuh pada Malam ke-27

Di banyak tempat, khususnya di Mekkah dan Madinah, malam ke-27 Ramadhan sering diyakinisebagai Lailatul Qadar. Jamaah memadati masjid untuk shalat tarawih dan berdoa, berharap malam ituadalah malam yang penuh berkah. Tradisi ini sangat kuat, terutama di kedua kota suci tersebut.

Namun, apakah benar Lailatul Qadar hanyaterjadi pada malam ke-27?. Apa Kata Hadis tentang Lailatul Qadar?. Terkait dengan malamLailatul Qadar, Rasulullah SAW bersabda: CarilahLailatul Qadar pada sepuluh malam terakhir di bulanRamadhan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini mengindikasikan bahwa Lailatul Qadar bisa terjadi pada salah satu malam di sepuluh malamterakhir Ramadhan, tetapi tidak ada penegasanbahwa malam itu pasti jatuh pada malam ke-27. Bahkan dalam beberapa hadis lainnya, Rasulullah SAW mengisyaratkan bahwa Lailatul Qadar mungkinterjadi pada malam-malam ganjil, yaitu malam ke-21, 23, 25, 27, atau 29.

Hadis yang Mengaitkan Malam ke-27 dengan LailatulQadar

Meskipun banyak hadis yang menyatakan bahwaLailatul Qadar dapat terjadi pada malam ganjil, terdapat juga beberapa riwayat yang mengaitkanmalam ke-27 dengan Lailatul Qadar. Salah satunyaadalah riwayat dari Mu’awiyah bin Abu Sufyanyang mengatakan: Lailatul Qadar pada malamkedua puluh tujuh.” (HR. Abu Dawud)

Namun, hadis ini masih diperdebatkan oleh ulama. Sebagian ulama berpendapat bahwa hadis inibersifat mauquf (perkataan sahabat) dan tidak dapatdianggap sebagai hadits yang bersumber langsungdari Nabi SAW. Ini berarti bahwa meskipunMu’awiyah bin Abu Sufyan berpendapat demikian, tidak ada kepastian bahwa Nabi Muhammad SAWmenyebut malam ke-27 sebagai malam LailatulQadar.

Pendapat Ulama dan Tradisi di Mekkah dan Madinah

Di sisi lain, keyakinan bahwa malam ke-27 adalah Lailatul Qadar memiliki dasar yang cukupkuat dalam tradisi masyarakat, khususnya di Mekkah dan Madinah. Ubay bin Ka’ab, seorang sahabatyang dikenal dengan kecerdasannya, bahkanmenyatakan:

“Demi Allah aku tahu kapan malam itu, yaitumalam yang kita diperintahkan oleh Rasulullah untukmenghidupkannya, yaitu malam kedua puluh tujuh.” (HR. Muslim)

Pernyataan ini sering menjadi dasar bagi banyakorang untuk mempercayai bahwa malam ke-27 adalah malam Lailatul Qadar. Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa ini bukanlah penetapandari Nabi Muhammad SAW, melainkan persepsisahabat yang merasakan keberkahan khusus pada malam tersebut.

Apa yang Harus Kita Lakukan di Malam Lailatul Qadar?

Meskipun kita tidak bisa memastikan malam ke-27 adalah Lailatul Qadar, kita tetap diajarkan untukmemperbanyak ibadah di malam-malam ganjil pada sepuluh malam terakhir Ramadhan. Rasulullah SAWmengajarkan kita untuk memperbanyak membaca:Allohumma InnakaAfuwun Karimun TuhibbulAfwa Fa’fu ‘Anni” (Ya Allah, sesungguhnyaEngkau Maha Pengampun, lagi Maha Mulia, makaampunilah aku.” (HR. Tirmidzi)

Menjaga keikhlasan dalam beribadah, memperbanyak shalat tahajud, membaca Al-Qur’an, berzikir, dan berdoa adalah amalan yang sangat dianjurkan. Keberkahan Lailatul Qadar tidak hanyabergantung pada malam tertentu, tetapi juga pada kualitas ibadah yang kita lakukan dengan penuhkeikhlasan.

Penutup

Walaupun ada keyakinan yang kuat di kalangan umattentang malam ke-27 sebagai Lailatul Qadar, tidakada penetapan pasti dalam hadis yang mengatakanbahwa malam tersebut adalah malam yang dimaksud. Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk mencarimalam yang penuh berkah ini pada sepuluh malamterakhir dengan memperbanyak ibadah dan doa.

Jadi, mari kita perbanyak ibadah di seluruhsepuluh malam terakhir Ramadhan. Jangan hanyafokus pada malam ke-27, tetapi juga jangan berlakubiasa-biasa sja di malam 27. Juga di sisa malam Ramadhan yang tinggal beberapa hari ini. Penting untuk diingat bahwa kita harus memaksakan diri untuk memaksimalkan sisa malam-malam di sepuluh hari terakhir ini, setiap malam, termasuk malam genapnya, dengan amal ibadah yang tulus, sehingga apapun malamnya, kita bisa meraih keberkahan yang luar biasa dari Allah SWT. Amin. Kajian Ramadhan (Seri ke-29)