Bupati, Pajak, dan Cermin Besar

Oleh: Ulul Albab Katua ICMI Jawa Timur

Ulul Albab Ketua ICMI Orda Jawa Timur

insanimedia.id , – Naik 250 persen. Pajak Bumi dan Bangunan di Pati. Lalu bupatinya bilang: yang tidak setuju, silakan demo. Seperti itu. Kalimatnya pendek. Pesannya keras. Rasanya juga keras di telinga rakyat.

Saya tahu. Pajak memang darah pembangunan. Tanpa pajak, jalan tidak mulus. Jembatan tidak terbangun. Sekolah bocor tidak bisa diperbaiki.

Tapi menaikkan pajak setinggi itu… Tanpa jeda. Tanpa penjelasan yang memadai. Apalagi dengan nada menantang. Itu seperti menuang minyak ke api.

Padahal, dalam demokrasi, rakyat itu majikan. Pemimpin itu pelayan. Jabatan hanya kontrak sementara. Tidak ada yang kekal.

Allah sudah mengingatkan: “Sesungguhnya Allah memerintahkan kamu untuk menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkannya dengan adil.” (QS. An-Nisa: 58)

Rasulullah menegaskan: “Pemimpin suatu kaum adalah pelayan mereka.” Pelayan, bukan tuan. Melayani, bukan memerintah seenaknya.

Rasulullah memimpin dengan empat sifat: Shiddiq: jujur tanpa kompromi. Amanah: bisa dipercaya sepenuhnya. Tabligh: menyampaikan dengan jelas dan lembut. Fathonah: cerdas membaca situasi dan hati manusia. Itu yang membuat beliau dicintai. Dihormati. Dan diikuti tanpa paksaan.

Saya teringat satu kisah. Seorang perempuan dari keluarga terhormat mencuri. Orang-orang minta Rasulullah memaafkan. Beliau menolak. Tegas: “Seandainya Fatimah binti Muhammad mencuri, niscaya aku potong tangannya.

Itulah keadilan. Tidak melihat status. Tidak menghitung suara. Tidak khawatir kursi goyang.

Pemimpin hari ini harus belajar itu. Bukan cuma soal keadilan hukum. Tapi juga keadilan kebijakan.

Good governance itu sederhana: Libatkan rakyat. Jelaskan kebijakan. Buka semua data. Berpihak pada yang lemah.

Kalau tidak sanggup? Tidak ada yang salah kalau mundur. Karena memimpin itu berat. Bukan untuk pamer kuasa. Tapi untuk menjaga amanah.

Kasus di Pati ini bisa jadi teguran. Bagi semua. Dari ketua RT sampai presiden. Rakyat hanya ingin satu: Pemimpin yang memimpin dengan hati. Bukan dengan gengsi.

Baca Juga :  Gubernur Jateng Ahmad Luthfi Minta Kenaikan PBB di Pati Dikaji Ulang: Jangan Bebani Rakyat