Blitar, insanimedia.id – Saat ini perkembangan teknologi tidak terelakkan. Gawai (HP) sudah menjadi teman bagi anak-anak yang dapat memberikan manfaat baik dan buruk.
Seperti dilansir dari artikel yang diterbitkan Psikologi UGM dalam judul Dampak Gadget Terhadap Perkembangan Anak: Memahami Efek Positif dan Negatif pada 23 November 2023 lalu menyebutkan, gawai dapat memberi dampak positif pada perkembangan anak, seperti meningkatkan kreativitas, kemampuan berkomunikasi, dan sosial anak.
Hasil studi Syifa dkk. (2018) menyimpulkan bahwa penggunaan gadget berdampak positif terhadap perkembangan psikologi anak, lebih tepatnya dalam ranah kognitif dan afektif.
Dalam studi Syifa dkk. (2018), ditemukan bahwa anak Sekolah Dasar dapat dengan mudah mencari informasi tentang pembelajaran berkomunikasi dengan teman sebaya melalui gadget.
Kemudahan dalam mengakses informasi dapat meningkatkan kreativitas dan pengetahuan anak. Selain itu, anak dapat mempelajari sikap dan nilai yang baik untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, gawai dapat membantu perkembangan fungsi adaptif anak. Dalam penelitian Yumarni (2022), dijelaskan bahwa perkembangan kemampuan adaptif anak bisa didukung dengan baik melalui kemampuan anak untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar dan perkembangan zaman.
Pada zaman digital ini, anak diharapkan mampu menguasai cara menggunakan gadget dan dapat mengikuti perkembangan teknologi.
Terakhir, gawai dapat memberikan dampak positif bagi motorik dan kognitif anak (Sundus, 2017, dalam Rahayu dkk., 2021).
Rahayu dkk. (2021) menjelaskan dampak menguntungkan pada kemampuan motorik anak dapat diamati dari aspek keterampilan motorik yang melibatkan otot-otot kecil, seperti pergerakan pada bibir, jari, dan pergelangan tangan.
Di balik manfaat positif gawai masih terdapat dampak negatif penggunaan gadget terhadap tumbuh kembang anak. Berdasarkan studi Rahayu dkk. (2021), gadget dapat menghambat perkembangan bicara dan bahasa anak.
Hal ini terjadi karena anak menghabiskan waktu lebih banyak di depan layar gadget dibandingkan berinteraksi dengan orang lain yang dapat melancarkan pembelajaran berbicara dan berbahasa.
Akibatnya, anak jarang berinteraksi dengan orang lain dan mengakibatkan kurangnya kemampuan bicara dan bahasa anak.
Kedua, penggunaan gadget secara berlebihan dapat berdampak negatif terhadap pembentukan karakter anak. Rahayu dkk. (2021) menjelaskan bahwa pengaruh buruk pada pembentukan karakter anak dapat disebabkan oleh penggunaan gadget melalui konten-konten yang kurang baik.

Contohnya, terdapat berbagai video di platform Youtube yang dapat mengakibatkan anak berperilaku kurang sopan terhadap orang yang lebih dewasa dan berkata kasar.
Terakhir, kelebihan menggunakan gadget dapat mengganggu fungsi prefrontal cortex anak. Dengan anak kecanduan dengan gadget, otak pada anak dapat menyekresi hormon dopamin secara berlebihan yang dapat mengakibatkan fungsi prefrontal cortex menjadi terganggu. seperti dilansir dari : https://clsd.psikologi.ugm.ac.id/2023/11/23/dampak-gadget-terhadap-perkembangan-anak-memahami-efek-positif-dan-negatif/.
Ditengah gempuran gawai ini, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Blitar memiliki program perpustakaan keliling di sekolah-sekolah yang ada di Kota Blitar.
Dwi Santoso salah satu pegawai perpustakaan dan kearsipan Kota Blitar mengaku setiap hari kerja keliling sekolah dasar (SD). Dalam sehari minimal ada satu SD yang dikunjungi oleh perpustakaan dan kearsipan Kota Blitar.
Setiap hari ia membawa mobil keliling yang berisi buku-buku yang dapat dipinjam oleh para siswa. Para siswa dapat meminjam buku selama satu minggu.
Dwi Santoso menjelaskan, bahwa banyak buku cerpen yang dipinjam oleh para murid. “Satu Minggu nanti akan saya ambil lagi sebelum saya keliling ke sekolah yang lain,” ungkapnya, Kamis (31/10/2024).
Tidak hanya untuk SD, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Blitar juga menyediakan perpustakaan keliling untuk Taman Kanak (TK) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Sementara itu, Guru SD Kauman 2 Kota Blitar, Endah Rostiorini mengatakan, bahwa ada waktu selama 2 jam untuk para murid memilih buku dan meminjam di perpustakaan keliling.
Bagi murid kelas 1, hanya diperbolehkan membaca saat ada perpustakaan keliling. Sementara untuk kelas 2 sampai 6 dapat meminjam dan dibawa pulang.
Pihak sekolah juga meminta pada murid untuk menulis kembali isi buku yang sudah dipinjam. “Nanti anak-anak kita minta untuk menulis kembali dan ini tugas bagi para murid,” ungkap wanita berhijab ini.
Banyak buku cerpen yang dipinjam oleh para muridnya. “Ini untuk merefresh anak-anak agar semangat membaca dan menulis,” ungkapnya.
Meme salah satu murid kelas 4, SD Kauman mengaku senang meminjam buku. Ia meminjam buku cerpen untuk dibawa pulang. “Bu boleh pinjam buku ini (sambil menunjukkan buku cerpen pada gurunya),” ungkap Meme.