Blitar, insanimedia.id – Pemerintah Kota Blitar akan memberikan dampingan psikologis terhadap anak yang terlibat aksi penyerangan di Polres Blitar Kota beberapa waktu yang lalu.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Blitar, Parminto, menegaskan pihaknya terus melakukan pendataan terhadap anak-anak yang terlibat dalam aksi pada Agustus lalu.
Pendataan tersebut melibatkan lurah, camat, hingga pihak sekolah untuk memastikan jumlah serta identitas mereka yang benar-benar terdampak.
Menurut Parminto, pendampingan akan dilakukan secara maksimal. Anak-anak yang terlibat akan melalui proses asesmen dan terapi khusus. Hal ini bertujuan agar mereka tidak mengulangi tindakan yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain.
“Kita masih mendata baik dari lurah, camat, bahkan sekolah untuk anak yang terlibat aksi,” ujarnya saat dikonfirmasi, Senin (8/9/2025).
Ia menambahkan, langkah yang disiapkan tidak hanya sebatas pendampingan formal, melainkan juga melalui pendekatan psikologis. DP3AP2KB akan menggelar program trauma healing khusus bagi para siswa.
Upaya ini diyakini penting agar anak-anak tidak kembali terjerumus ke peristiwa serupa di masa mendatang.
“Kita akan kumpulkan siswa, kita adakan trauma healing agar tidak mengulang kembali kejadian tersebut,” jelas Parminto.
Saat ini, DP3AP2KB Kota Blitar telah menggandeng tiga psikolog untuk mendukung program tersebut. Para tenaga profesional ini akan berperan langsung dalam memberikan asesmen, terapi, dan konseling kepada anak-anak.
Kerjasama tersebut diharapkan mampu memberi dampak positif serta membantu pemulihan psikologis mereka. Parminto menekankan, pemerintah daerah berkomitmen serius dalam melindungi anak-anak dari pengaruh negatif lingkungan.
Pendekatan edukatif dan psikologis dianggap sebagai cara paling tepat, mengingat usia mereka masih rentan dan membutuhkan bimbingan berkesinambungan. “Untuk anak yang terlibat aksi Agustus lalu, pendampingan ini sangat penting,” tuturnya.(Tan/Rid)