insanimedia.id – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) telah menjadi salah satu organisasi mahasiswa terbesar dan tertua di Indonesia sejak didirikan pada 5 Februari 1947. Namun, seiring berjalannya waktu, HMI menghadapi berbagai tantangan yang memerlukan revitalisasi untuk tetap relevan dan berkontribusi positif bagi bangsa.
1. Menjaga Independensi dan Integritas
Salah satu tantangan utama HMI adalah menjagai dependensi dan integritas organisasi di tengah dinamika politik praktis. Beberapa kader HMI terlibat dalam politik praktis, yang dapat mengaburkan fokus organisasi dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat luas. Sebagai organisasi mahasiswa, HMI seharusnya tetap independen dan menjaga jarak dari politik praktis yang bisa merusak objektivitas dan netralitasnya .
2. Adaptasi terhadap Era Digital
Perkembangan teknologi digital dan media sosial telah mengubah cara organisasi mahasiswa berkomunikasi dan berinteraksi. Di satu sisi, teknologi ini memudahkan HMI dalam menyebarkan informasi dan merekrut anggota. Namun, di sisi lain, media sosial juga dapat menjadi saranapenyebaran hoaks dan ujaran kebencian yang dapat merusak citra organisasi .Potret Nusantara
3. Menghadapi Tantangan Sosial dan Ekonomi Kontemporer
Selain tantangan internal dan politik, HMI juga perlu merefleksikan perannya dalam menghadapi berbagai tantangan sosial dan ekonomi yang dihadapi masyarakat saat ini. Kemiskinan, ketimpangan ekonomi, ketidakadilan sosial, serta masalah-masalah seperti radikalisme dan intoleransi adalah isu-isu yang terus mendominasi kehidupan sosial di Indonesia.
HMI, sebagai organisasi mahasiswa yang berakar pada nilai-nilai Islam yang adil dan rahmatan lil ‘alamin, memiliki tanggung jawab besar untuk terlibat secara aktif dalam memberikan solusi terhadap masalah-masalah ini .
Untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut, HMI perlu melakukan revitalisasi kaderisasi. Proses kaderisasi harusterus diperbaiki dan disesuaikan dengan perkembangan zaman, sehingga menghasilkan kader-kader yang memiliki kompetensi, integritas, dan komitmen yang kuat terhadap nilai-nilai organisasi. HMI juga perlu memperkuat jaringankerja dengan berbagai pihak, baik di dalam maupun di luarorganisasi.
Dengan memperkuat kaderisasi, mengembangkan jaringan kerja, dan meningkatkan intelektualitas kader, HMI dapat menjadi motor penggerak perubahan menuju Indonesia yang lebih baik .
Kesimpulan
Revitalisasi HMI bukan hanya tentang memperbarui struktur organisasi, tetapi juga tentang memperkuat nilai-nilai dasar yang menjadi landasan perjuangan. Dengan menjagai dependensi, beradaptasi dengan perkembangan zaman, dan memperkuat peran sosial, HMI dapat tetap menjadi garda terdepan dalam mencetak kader-kader bangsa yang berintegritas dan berkontribusi positif bagi Indonesia.



