BLITAR, insanimedia.id – Sebuah pondok pesantren di Desa Mantenan, Kecamatan Undanawu, Kabupaten Blitar menjaga tradisi Shalat Tarawih cepat. Untuk Shalat Tarawih dan Witir 23 rokaat membutuhkan waktu sekitar 12 menit.
Pondok Pesantren Mamba’ul Hikam, Pimpinan KH Dhliya’uddin Azzamzami ini sudah menjaga tradisi Shalat Tarawih cepat sejak 19907 lalu. Saat itu, Pondok Pesantren Mambaul Hikam masih dipimpin oleh KH Abdul Qofur saat mendirikan pondok pesantren ini.
Muhamad Shodiqi Bhastul Birri yang akrab disapa Gus Bassit putra KH Dhliya’uddin Azzamzami menceritakan, bahwa saat itu buyutnya mengajak warga sekitar pondok untuk Shalat Tawarih. Saat itu, semakin hari jumlah jamaahnya kian berkurang.
“Kalau orang bilang Shofnya semakin maju, atau jumlah jamaahnya semakin sedikit,” paparnya.
Jumlah jamaah yang semakin berkurang, saat itu, KH Abdul Ghofur mendatangi warga alasan enggan ikut Shalat Tarawih. Kemudian sebagian warga mengatakan, bahwa shalat yang terlalu lama membuat pekerjaannya teledor. “Saat itu karena siang puasa, kalau orang panen atau menanam dilakukan di malam hari, sehingga memilih tidak Shalat Tarawih,” katanya.
Mendengarkan keluhan warga ini, KH Abdul Ghofur membuat terobosan dengan mempercepat shalat tarawihnya. Ia mengajak seluruh warga sekitar yang pada malam hari bekerja di ladang untuk ikut shalat tarawih.
Shalat tarawih cepat ini kemudian banyak diminati warga sekitar Pondok Pesantren Mamba’ul Hikam. Kian tahun jumlah jamaahnya semakin bertambah.
Tradisi ini turun temurun dari Kakenya kemudian ke oran tuanya. Kini Pondok yang lebih dari satu abad ini memiliki santri lebih dari seribu baik putra dan putri. Para santri datang dari berbagai daerah baik Pulau Jawa maupun luar pulau, seperti Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.
Setiap Shalat tarawih jumlah jamaahnya juga semakin bertambah. Tidak kurang dua ribu jamaah ikut shalat tarawih di Pondok Pesantren Mamba’ul Hikam. Para jamaah tidak hanya datang dari Blitar, namun juga berbagai daerah di sekitar Blitar, seperti Kediri, dan Trenggalek.
Ibad salah satu jamaah dari Kediri mengaku memilih shalat tarawih di Pondok Pesantren Mamba’ul Hikam karena lebih cepat. Selain itu banyaknya jamaah yang ikut shalat tarawih membuat suasana semakin riang.
Ia mengaku dengan shalat tarawih yang cepat justru membuatnya semakin khusuk dalam menjalankan ibadah shalat tarawih. Meski harus menempouh jarak 10 menit dengan mengendari motor, tidak menjadi persoalan baginya untuk tetap shalat tarawih cepat di Pondok Pesantren Mamba’ul Hikam.
“Setiap tahun pasti kesini, karena lebih cepat, jadi lebih khusuk,” tegasnya.