Blitar, insanimedia.id – Di tengah tantangan keterbatasan bibit tembakau yang selama ini menjadi kendala utama petani, kini angin perubahan mulai berembus dari ladang-ladang Blitar. Melalui program unggulan berbasis Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) 2025, para petani tidak hanya diajari cara menyemai bibit, mereka diajak menyemai harapan dan kemandirian.
Langkah ini digagas oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Blitar sebagai strategi membangun ketahanan dari hulu.
“Kita ingin petani bisa mandiri, mulai dari persemaian hingga kelembagaan. Tidak lagi bergantung pada bibit dari luar daerah,” ujar Lukas Supriyatno, Kepala Bidang Perkebunan.
Selama ini, bibit tembakau kerap didatangkan dari luar kota, membuat petani bergantung pada pasokan yang mahal dan tak selalu tersedia. Dari keresahan ini, lahirlah ide revolusioner, petani harus bisa memproduksi bibitnya sendiri.
Program ini hadir bukan sekadar sebagai pelatihan teknis. Di lima kecamatan yakni Wates, Wonotirto, Gandusari, Selopuro, dan Talun, para petani diajak mengenal seluk-beluk persemaian: dari pemilihan benih, teknik penyemaian, hingga pemeliharaan bibit agar tumbuh kuat dan siap tanam.
Tak berjalan sendiri, para petani juga mendapatkan pendampingan langsung dari tim ahli PT Djarum dan BSIP Tanaman Pemanis dan Serat, serta bantuan sarana produksi. Targetnya, dalam waktu satu bulan, para petani mampu memproduksi bibit siap tanam, baik untuk kebutuhan sendiri maupun untuk dijual kembali.
“Ini bukan cuma soal swasembada bibit. Ini peluang usaha baru. Petani bisa dapat keuntungan dari dua sisi: dari penjualan bibit dan hasil panen,” tambah Lukas.
Lebih dari sekadar meningkatkan keterampilan, program ini mengubah cara pandang. Petani yang dulunya hanya fokus pada hasil panen kini mulai melihat bahwa nilai ekonomi bisa dimulai sejak benih pertama ditanam. Bibit yang dulunya sekadar kebutuhan kini menjadi komoditas.
Pelatihan intensif dijadwalkan sepanjang Mei 2025, dengan pendekatan pendampingan yang bersifat menyeluruh. Dinas berharap, dalam waktu dekat, Kabupaten Blitar tak hanya dikenal sebagai penghasil tembakau, tapi juga sebagai sentra bibit tembakau unggulan.
Dari ladang-ladang sederhana, semaian kecil tumbuh membawa harapan besar. Inilah awal dari perjalanan baru: ketika petani tidak hanya menanam untuk hidup, tapi juga membibitkan masa depan yang lebih mandiri dan berdaya. (Adv/riz)