Blitar, insanimedia.id-Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Blitar terus melakukan konsolidasi data untuk mendukung program penanggulangan kemiskinan yang lebih tepat sasaran.
Pendekatan baru akan mulai diterapkan pada tahun 2025 dengan mengandalkan data kolaboratif yang melibatkan banyak pihak.
“BPS ingin memastikan dengan presisi yang tinggi. Untuk penanggulangan kemiskinan, salah satu caranya menggunakan data yang terintegrasi. Data ini melibatkan banyak pihak,” ujar Kepala BPS Kota Blitar, Hanung Pramusito, Jumat(18/07/2025).
Ia menjelaskan, konsolidasi data kemiskinan membutuhkan waktu karena harus memadukan berbagai sumber seperti Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), P3KE, Regsosek, dan lainnya.
“Kita ingin data yang melibatkan banyak pihak, baik DTKS, P3KE, Regsosek, dan lain-lain. Konsolidasi ini butuh waktu, harus crosscheck ulang agar lebih presisi,” katanya.
Hanung menambahkan, BPS juga ingin memastikan data yang digunakan bersifat koheren, yakni sinkron antara angka makro dan mikro. “Data juga ingin koheren karena ada angka makro dan mikro supaya sinkron, jadi harus diverifikasi di lapangan,” jelasnya.
Biasanya, angka kemiskinan dirilis pada triwulan pertama. Namun untuk tahun ini, prosesnya ditunda guna memastikan akurasi data yang lebih baik.
“Angka kemiskinan biasanya di triwulan pertama, kalau ini harus konsolidasi lagi. Kita akan lihat lagi tingkat akurasi data mikro dan makro,” ujarnya.
Pendekatan kolaboratif akan mulai diterapkan tahun 2025, melibatkan dinas sosial, Bappeda, dan instansi lain.
“Untuk menjamin keakuratan data, dipending agar nanti benar-benar presisi. Nantinya disampaikan secara terbuka untuk standar operasional program. Harapannya lebih presisi, tepat sasaran, valid, dan operasional,” tutup Hanung.(Tan/Oby)