‎Tuntutan Kontroversial Purnawirawan TNI, Gerindra Kota Blitar Tegaskan Independensi Prabowo ‎

Tan Ngi Hing, Sekretaris Partai Gerindra Kota Blitar

Blitar, insanimedia.id – Tuntutan kontroversial datang dari Forum Purnawirawan Prajurit TNI yang baru-baru ini mendeklarasikan delapan sikap, salah satunya adalah pergantian Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka melalui Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).

‎Alasan utama di balik tuntutan ini adalah dugaan kedekatan Gibran dengan mantan Presiden Joko Widodo, yang dianggap masih memiliki pengaruh besar dalam pemerintahan saat ini.

‎Para purnawirawan berpendapat bahwa pemerintahan harus berjalan secara independen, bebas dari pengaruh kepentingan politik tertentu.

‎Menanggapi tuntutan tersebut, Tan Ngi Hing, Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerindra yang juga merupakan anggota Komisi I DPRD Kota Blitar, memberikan pandangannya.

‎Tan Ngi Hing menegaskan bahwa meskipun Prabowo memiliki hubungan dekat dengan Jokowi, hal itu tidak berarti Prabowo dapat disetir oleh siapa pun.

‎ “Secara prinsip sebagai seorang negarawan, beliau tidak bisa disetir oleh siapapun. Beliau punya prinsip,” ujarnya saat ditemui pada Kamis (24/04/2025).

‎Tan Ngi Hing menekankan bahwa Prabowo adalah seorang pemimpin yang diakui sebagai salah satu yang terbaik di dunia saat ini.

‎Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa Prabowo sangat menghormati Joko Widodo atas jasa-jasanya selama dua periode kepemimpinan.

‎Ia juga menyampaikan bahwa Joko Widodo pun menaruh hormat kepada Prabowo, melihatnya sebagai tokoh yang mampu membawa kemajuan bagi bangsa.

‎”Pak Jokowi itu berjasa buat negeri ini sebagai presiden dua periode, banyak kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh Pak Jokowi, sehingga Pak Prabowo juga sangat menaruh hormat dan Pak Jokowi juga untuk menaruh hormat kepada Pak Prabowo, beliau itu ibaratnya tokoh-tokoh yang bisa membawa kemajuan bangsa ini ke depan Tuhan,” tuturnya.

‎Dengan demikian, ia mengisyaratkan bahwa hubungan antara Prabowo dan Jokowi didasarkan pada rasa hormat dan pengakuan atas kontribusi masing-masing terhadap bangsa, bukan pada upaya untuk saling memengaruhi. (Bim)