Blitar, insanimedia.id– Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar saat ini menjalani proses asesmen lapangan sebagai bagian dari akreditasi institusi. Ada empat orang asesor berasal dari sejumlah kota, seperti Makassar, Semarang, Salatiga, dan Bandung, yang memverifikasi terhadap data dan dokumen yang telah disiapkan oleh UNU Blitar.
Keempat asesor ini, yakni Saepudin Nirwan, S.Kom,. M.Kom., Ph.D, Dr., Drs, Najahanb Musyafak, MA, Prof. Drs. Burhanudin Arafah, M.Hum., Pd.H, dan Prof. Dr.Anton Bawono, SE., M.Si.
Rektor UNU Blitar, Prof. Dr. H. Moh. Mukri, M.Ag., menyampaikan bahwa potret institusi UNU Blitar telah dituangkan secara lengkap dalam borang akreditasi. Saat ini status akreditasi universitas sudah “Baik”, dan pencapaian ini terbilang menggembirakan mengingat usia kampus yang masih terbilang muda, yakni baru sembilan tahun.
Menurut Prof. Mukri, asesmen saat ini berfokus pada verifikasi laporan tertulis dan kelengkapan bukti, meliputi jumlah dosen, kondisi keuangan, publikasi jurnal, hasil penelitian, serta kerja sama baik di tingkat nasional maupun internasional.
UNU menargetkan ada peningkatan akreditasi yang dicapai, yakni dari “Baik” menjadi “Baik Sekali”. Penilaian ini akan kembali dilakukan enam tahun ke depan. Ditargetkan setelah mencapai penilaian Baik Sekali, nantinya akan meningkat menjadi “Unggul”.
Prof, Mukri menilai, bahwa selama ini banyak kepercayaan yang sudah diberikan masyarakat di Blitar dan sekitarnya. Belum genap usia satu dekade, UNU Blitar sudah menghasilkan mahasiswa yang siap ditempatkan di dunia kerja.
“Selama kurun waktu tersebut, UNU Blitar sudah meluluskan lebih dari 1.600 mahasiswa, dan saat ini tercatat ada 3.812 mahasiswa aktif. Ini capaian yang patut disyukuri,” ujarnya, Senin (23/06/2025)
“Kita juga terus mendorong peningkatan kualitas dosen. Saat ini hampir 60 dosen kami sedang menempuh pendidikan S3, dan insyaallah tahun depan mereka akan menyelesaikan studi. Ini sangat signifikan untuk menunjang mutu akademik,” tambahnya.
Ia menegaskan, pihak kampus mendukung proses peningkatan kapasitas dosen dan institusi. Ke depan, UNU Blitar diharapkan bisa menjadi rujukan utama masyarakat Blitar dan juga secara lebih luas bagi dunia pendidikan di Indonesia. “Dulu orang bilang UNU nothing, sekarang kami to be something,” kata Prof. Mukri dengan semangat.
Ia mengajak seluruh civitas akademika untuk yakin bahwa UNU Blitar bisa menjadi andalan dan rujukan masyarakat, baik di Blitar maupun Indonesia. “Insya Allah, kampus ini akan menjadi rujukan dan kebanggaan masyarakat Blitar, Jawa Timur, bahkan Indonesia,” pungkasnya.(Oby)