Anggaran Dipangkas, Ini Langkah Disbudpar Kota Blitar Bangun Pariwisata

Ridwan

Blitar, insanimedia.id – Pemerintah mengurangi transfer ke daerah efek dari efisiensi dan program prioritas yang dicanangkan oleh pemerintah pusat. Dampaknya pemerintah daerah kekurangan pemasukan dari pusat untuk pembangunan.

Tidak hanya itu, anggaran untuk setiap organisasi perangkat daerah (OPD) otomatis juga akan berkurang. Program yang sudah dicanangkan akan dipilih yang menjadi prioritas untuk dijalankan.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Blitar, Edy Wasono, memastikan pemangkasan anggaran yang terjadi di seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) tidak akan mengganggu program prioritas di sektor pariwisata dan kebudayaan. Menurutnya, Disbudpar tetap fokus mendukung visi-misi Pemerintah Kota Blitar dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesehatan masyarakat.

“Pemangkasan anggaran memang merata di seluruh OPD, termasuk Disbudpar. Namun, kami tetap berkomitmen memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh subsektor, terutama yang berkaitan dengan pariwisata, ekonomi kreatif, dan budaya,” ujar Edy, Rabu (8/10/2025).

Edy menjelaskan, program prioritas tahun ini tetap difokuskan pada pengelolaan dan pemeliharaan destinasi wisata utama, terutama Makam Bung Karno, dan istana Gebagng yang menjadi ikon sekaligus magnet wisata terbesar di Kota Blitar.

“Yang paling utama tentu Makam Bung Karno. Itu harus kami prioritaskan, baik dari sisi pemeliharaan maupun pengelolaannya. Selain itu, juga ada Istana Gebang dan beberapa potensi wisata lainnya di Kota Blitar,” jelasnya.

Menurut Edy, dua destinasi tersebut memiliki potensi besar dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) serta memperkuat citra Blitar sebagai kota wisata sejarah dan budaya.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa Disbudpar juga terus memperhatikan pelestarian seni dan budaya lokal, termasuk pengembangan ekonomi kreatif yang menjadi kebanggaan masyarakat Blitar.

“Kami tetap mendukung potensi ekonomi kreatif yang telah membawa nama baik Kota Blitar, seperti produk unggulan wajik klethik, es pleret, dan es drop. Produk-produk ini bahkan kami usulkan sebagai bagian dari warisan budaya tak benda,” ujarnya.(Tan/Rid)

Baca Juga :  Petani Kota Blitar Apresiasi Kebijakan HPP Gabah Rp 6.500 Per Kilo, Jadi Angin Segar Hadapi Panen Raya