Blitar, insanimedia.id – Sebagian daerah di Indonesia mengandalkan air hujan untuk kebutuhan sehari-hari. Tidak hanya menggunakan untuk mencuci pakaian dan piring, air hujan juga untuk dikonsumsi.
Warga menggunakan air hujan untuk memasak bahkan untuk minum. Air hujan mengandung beberapa zat yang tentunya harus diperhatikan sebelum dikonsumsi secara langsung.
Faktanya, air hujan berfungsi sebagai sumber utama air minum bagi banyak masyarakat di seluruh dunia. Oleh karena itu, selama airnya bersih, air hujan aman untuk diminum.
Namun perlu Anda ketahui bahwa tidak semua air hujan cocok untuk diminum. Air hujan yang segar dan murni dapat segera menimbulkan risiko kesehatan karena sejumlah variabel fisik dan lingkungan. Bakteri, virus, dan parasit berbahaya semuanya dapat ditemukan di air.
Air hujan yang dikumpulkan di daerah dengan polusi tinggi atau bersentuhan dengan zat berbahaya seperti kotoran hewan atau logam berat tidak aman untuk diminum.
Dianjurkan untuk menghindari pengumpulan air hujan kecuali Anda benar-benar yakin akan kebersihan dan keamanannya untuk dikonsumsi.
Untuk memastikan kualitas terbaik, disarankan untuk membuat sistem pengumpulan yang jauh dari kontaminan potensial, sehingga air hujan dapat mengalir langsung ke tangki penyimpanan.
Sejauh ini belum ada bukti ilmiah yang menunjukan kalau air hujan lebih sehat untuk dikonsumsi.
Air hujan biasanya tidak bersifat basa; sebaliknya, umumnya sedikit asam, dengan tingkat pH berkisar antara 5,0 hingga 5,5. Jika Anda mengumpulkan air hujan di daerah dengan polusi udara yang signifikan, air tersebut mungkin akan menjadi lebih asam.