Blitar, insanimedia.id – Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami perlambatan signifikan pada Kuartal I-2025. Pertumbuhan hanya mencapai 4,87 persen (year on year/yoy), lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 5,11 persen.
Andrean Permadi, M.E., dosen Ekonomi Syariah Universitas Nahdlatul Ulama ( UNU) Blitar mengungkapkan dua faktor utama penyebab perlambatan tersebut.
Menurutnya, faktor pertama adalah internal, yaitu transisi pemerintahan. Ia menilai ketidakpastian regulasi dan arah kebijakan yang belum jelas menjadi penyebab melemahnya investasi.
Faktor kedua adalah eksternal/global, yang meliputi pelemahan permintaan ekspor akibat resesi di Eropa dan perlambatan ekonomi China sebagai mitra dagang utama Indonesia.
Ia menyoroti penurunan nilai ekspor Indonesia sebesar 5,2% (yoy) pada kuartal I-2025, terutama pada komoditas batu bara dan CPO, serta dampak tingginya suku bunga The Fed yang menyebabkan aliran dana keluar dari Indonesia.
Ia juga menjelaskan dampak perlambatan ekonomi ini secara umum, termasuk penurunan daya beli masyarakat, potensi peningkatan pengangguran akibat PHK di sektor manufaktur, dan risiko meningkatnya kredit macet.
Sementara itu, di Blitar, di mana sektor pertanian, pariwisata, dan UMKM turut merasakan imbasnya.
”Untuk masyarakat blitar yang berdampak adalah sektor pertanian, komoditi jagung dan tembakau turun sekitar 10-15%, terus juga sektor pariwisata juga melemah, dan juga sektor UMKM juga berdampak karena lesunya daya beli masyarakat,” tuturnya.
Survei Bank Indonesia pada Mei 2025 juga menunjukkan bahwa 62% pelaku UMKM di Jawa Timur mengalami penurunan omzet, mengindikasikan lesunya daya beli masyarakat. (Bim)