Blitar, insanimedia.id – Ekonom CELIOS menilai efisiensi anggaran pemerintahan Prabowo Subianto berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi 2025, dengan target hanya 4,7%.
Menanggapi hal tersebut, Andrean Permadi, M. E, Dosen Ekonomi Syariah Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar menilai bahwa penerapan kebijakan ini seharusnya tidak dilakukan secara radikal, tetapi secara bertahap di beberapa kementerian terlebih dahulu.
“Menurut saya, efisiensi angaran difokuskan pada beberapa kementerian saja dulu, dilakukan riset dan simulasi yang matang sebelum penerapan ini dilakukan secara menyeluruh di setiap kementerian,” tuturnya.
Menurutnya setiap kementerian perlu beradaptasi terlebih dahulu serta menelaah dampak kebijakan ini terhadap program kerja setiap kementerian dan lembaga negara.
Andrean menilai, saat ini kementerian yang terbebani akibat dari kebijakan pemangkasan anggaran adalah Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Pendidikan, Serta Kementerian Agama.
Hal ini karena ketiga kementerian tersebut merupakan kementerian yang memiliki program paling dekat dengan kebutuhan masyarakat.
“Di PU misalnya, kebutuhan perbaikan jalan, irigasi pertanian dan lain – lain, sedangkan di Kemendiknas dan Kemenag ada anggaran BOS yang saya rasa menimbulkan dampak bagi sekolah-sekolah yang menggantungkan asupan dan dari BOS tersebut,” jelasnya.
Andrean juga menekankan pentingnya penerapan riset dan simulasi agar kebijakan ini nantinya tidak memiliki dampak negatif bagi masyarakat umum.
“Selain itu efek dari keijakan ini diharapkan masyarakat juga tidak terlalu terdampak, karena diprediksi kebijakan ini memiliki dampak negatif yaitu penurunan daya beli masyarakat, bahkan penurunan di beberapa sektor ekonomi seperti pariwisata, UMKM, Hotel dll, ” ungkapnya.
Andrean juga sepakat terkait dengan dampak kebijakan pemangkasan anggaran ini dapat menghambat perekonomian nasional. Meski demikian, hal ini hanya akan berlangsung sebentar karena ia menilai masyarakat nantinya juga akan terbiasa akan kebijakan tersebut.
“Mungkin di semester awal tahun 2025 ini perekonomian ada sediki hambatan, namun saya prediksi di semester kedua masyarakat bisa adaptif dengan pola perekonomian, ” tuturnya.
Kendati demikian, secara umum, ia setuju dengan ide efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintahan Prabowo – Gibran ini.
Hal ini karena dengan ide pemangkasan anggaran nantinya pengelolaan keuangan pemerintah akan lebih efektif dan tidak terkesan menjalankan program yang inefisien.
“Kita tahu kesan pejabat pemerintah yang sering pelesiran dengan dalih study banding atau yang lain, dengan efisiensi anggaran pasti hal-hal seperti itu diharapkan akan berkurang, ” tandasnya. (bim)