Blitar, insanimedia.id – Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan bahwa melemahnya pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2025 yang tercatat sebesar 4,87 persen (year-on-year/yoy) merupakan hal yang wajar terjadi dalam periode transisi pemerintahan seperti yang pernah terjadi pada masa transisi pemerintahan tahun 2014.
Kala itu, pertumbuhan ekonomi pada kuartal I dan II juga berada di bawah 5 persen. Luhut meminta masyarakat untuk tidak terlalu khawatir dengan pertumbuhan ekonomi yang berada di bawah angka 5 persen ini.
Menanggapi pernyataan tersebut, Andrean Permadi, M.E., dosen Ekonomi Syariah dari Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar, menyatakan bahwa kekhawatiran masyarakat terkait perlambatan ekonomi adalah hal yang wajar.
”Kekhawatiran masyarakat itu wajar saja, karena masyarakat belum melihat kebijakan dari pemerintah yang nyata berdampak untuk perekonomian saat ini, ” ujarnya.
Setidaknya, menurutnya pemerintah perlu memberikan mitigasi yang jelas agar masyarakat memiliki keyakinan terhadap pertumbuhan ekonomi ke depan.

Lebih lanjut, ia menekankan perlunya kebijakan nyata dari pemerintah untuk mempercepat penanganan permasalahan ekonomi.
Ia mencontohkan beberapa langkah yang bisa diambil, seperti pembagian tugas yang jelas antara presiden dan wakil presiden dalam mengomandoi kementerian-kementerian.
Dengan pembagian tugas ini, program-program pemerintah diharapkan dapat terbentuk dan berjalan lebih fokus dan cepat.
Untuk fokus pada peningkatan pertumbuhan ekonomi, Andrean Permadi mengusulkan beberapa stimulus.
”Misalnya pemerintah segera belanja untuk kebutuhan infrasruktur strategis nasional supaya menyerap tenaga kerja, lalu BI juga bisa menstimulus dengan menurunkan suku bunga unuk mengatasi inflasi,” ungkapnya.
Terakhir, ia menekankan pentingnya jaminan keamanan dan kenyamanan untuk menjaga iklim investasi di dalam negeri. (Bim)