NU dan Muhammadiyah Blitar Gagas PT MU-NU, Bangun Ekonomi untuk Umat

Ridwan

Blitar, insanimedia.id – Sinergi kedua ormas terbesar di Kabupaten Blitar memasuki babak baru. Ketua PCNU Kiai Muqorrobin dan Ketua PDM H. Sigit Prasetyo sepakat mengarahkan kedua organisasi ke kolaborasi ekonomi serius dengan menggagas model bisnis bernama “PT MU-NU” (Muhammadiyah-NU).

Mereka menegaskan, di tengah tantangan zaman, urusan logo harus dikesampingkan demi kepentingan umat.

Dalam dialog santai bertajuk “Cangkruk Ketua,” yang tayang di kanal Podcast Bakul Kumpo, Kiai Muqorrobin dan H. Sigit kompak menyatakan bahwa berjalan sendiri-sendiri sudah tak relevan.

“Karena iki lek mlaku dewe-dewe dunyone sudah tidak mendukung kita lagi,” tegas H. Sigit.

Sebagai langkah konkret, keduanya memilih sektor ekonomi sebagai salah satu pilar utama sinergi. H. Sigit Prasetyo serius mendorong pembentukan badan usaha bersama.

“Setelah ini di Blitar, guys. Tepuk tangan, meskipun modalnya kecil-kecilan,” kata H. Sigit Prasetyo, menjelaskan rencana entitas bisnis terstruktur bernama PT MU-NU.

Kiai Muqorrobin menyambut ide ini, “Urusan logo ditinggal ning kantor ae [saja],” tegas Kiai Muqorrobin, menekankan bahwa ketika berbicara bisnis dan umat, atribut harus dikesampingkan.

Tak hanya soal ekonomi, kedua pimpinan juga memperkuat visi kebangsaan dan kemanusiaan. Menjawab keresahan publik tentang polarisasi, Kiai Muqorrobin berbagi kisahnya saat membantu warga non-Muslim.

“Kemanusiaan adalah segala-galanya. Nguwongne uwong (memanusiakan manusia),” ujarnya, menegaskan bahwa pesantren dan ormas adalah benteng toleransi.

H. Sigit pun mendukung, mencontohkan aksi MDMC (Muhammadiyah Disaster Management Center) yang tidak pandang bulu saat membantu korban bencana: “Kalau ada yang meninggal nonmuslim ya enggak dilihat kok iki Islam opo enggak,” ungkapnya.

Pertemuan ini penting karena kedua ormas ini, menurut Kiai Muqorrobin, memiliki program strategis yang sebenarnya serupa, yakni fokus pada pendidikan, perekonomian, dan kaderisasi.

Baca Juga :  Apakah Kita Cendekiawan Muslim, Peran Cendekiawan Muslim dalam Mengedukasi dan Mentransformasi Melalui Media Sosial dan Media Mainstream

Ia berharap, sinergi ini akan menjadi legacy yang diwariskan kepada anak muda, membuktikan bahwa persatuan NU-Muhammadiyah adalah kunci untuk menyiapkan Indonesia Emas di masa depan.(Oby/Rid)