insanimedia.id – Hari Jumat adalah saat terbaik untuk bermuhasabah dan merenungi: sudahkah hidup kita benar-benar selaras dengan ajaran Islam? Sebab, di tengah derasnya dinamika arus zaman yang terjadi saat ini, tidak sedikit dari kita yang memandang agama hanya sebatas ritual, yaitu: shalat, puasa, zakat, atau haji. Padahal Islam adalah sistem hidup yang menyeluruh. Mengatur hubungan manusia dengan Allah, dengan sesama manusia, dengan alam, bahkan dengan diri kita sendiri.
Allah SWT sebagaimana tercantum dalam Al-Qur’an dengan tegas menyeru kita: “Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara kaffah (menyeluruh), dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan.” (QS. Al-Baqarah: 208). Ayat ini menegaskan bahwa Islam bukan hanya agama, tetapi way of life, yaitu pandangan dan cara hidup yang utuh.
Islam diturunkan untuk menjawab kebutuhan fitrah manusia. Menata seluruh aspek kehidupan: mulai dari tentang pengembangan diri pribadi, cara berkeluarga, bermasyarakat, bernegara, berbisnis, berpolitik, hingga berteknologi dan berkomunikasi.
Dalam aspek pribadi: Islam mengajarkan agar kita disiplin, jujur, positive thinking, cerdas, adil, tenang, rajin, sabar dan istiqomah. Juga menjaga kesucian hati, dan ketenangan jiwa. Dalam aspek keluarga: Islam mengajarkan bagaimana menumbuhkan kasih sayang, pendidikan anak yang berakhlak mulia, dan harmoni rumah tangga.
Dalam aspek kehidupan bermasyarakat: Islam mengajarkan untuk menegakkan ukhuwah, solidaritas, serta kepedulian pada yang lemah. Juga tolong menolong dalam kebenaran dan kesabaran.
Dalam aspek kehidupan bernegara: Islam menanamkan prinsip kejujuran, amanah, keadilan, musyawarah, tanggung jawab, kompetensi, melayani, menghargai dan memulyakan serta mengembangkan kasih sayang kepada rakyat. Dan lebih dari itu, Islam mengajarkan agar menyerahkan urusan kepada ahlinya. Azas kompetensi dan profesionalitas.
Dalam aspek bisnis dan ekonomi: Islam melarang riba, menuntun pada kejujuran, serta mendorong keberkahan usaha. Juga mengajarkan agar pengembangan bisnis dan ekonomi untuk kemaslahatan, kelestarian, keberlanjutan, dan tidak merusak atau merugikan lingkungan. Dalam aspek berteknologi dan berkomunikasi: Islam mengajarkan agar mengedepankan etika, tanggung jawab, serta bijak dalam menggunakan media sosial.
Dengan kata lain, Islam mengatur setiap sendi kehidupan manusia, agar kita tidak berjalan tanpa arah atau terjerumus pada kerugian. Yang menjadi landasan untuk mencapai semua itu adalah: Iman, Islam (Taqwa), Ihsan (Amal Sholeh), dan Istiqomah.
Allah menjanjikan kebahagiaan yang paripurna bagi orang yang menjadikan iman dan amal shalih sebagai pedoman hidup: “Barangsiapa beramal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sungguh akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik di akhirat.” (QS. An-Nahl: 97).
Artinya, Islam tidak pernah mengabaikan kebahagiaan dunia. Justru, dengan menjadikan Islam sebagai way of life, manusia akan menemukan keseimbangan, yaitu: bahagia di dunia juga bahagia di akhirat.
Sayangnya, banyak diantara kita yang masih terjebak dalam dualisme. Beribadah, namun dalam muamalah masih berbuat curang. Mengaku beriman, tetapi dalam bernegara masih korup dan zalim. Inilah kerugian yang digambarkan Allah dalam QS. Al-‘Ashr, yaitu: manusia berada dalam kerugian, kecuali yang beriman, beramal shalih, saling menasihati dalam kebenaran, dan kesabaran.
Di era modern ini, saat dunia dilanda krisis moral, individualisme, hedonisme, dan kerusakan lingkungan, Islam menawarkan solusi yang seimbang. Islam mengajarkan kita agar tidak hanya mengejar materi, tetapi juga menjaga akhlak, etika, serta nilai kemanusiaan.
Bayangkan jika nilai Islam diterapkan dalam kehidupan berbangsa: pemerintahan yang amanah, birokrasi yang bersih (tidak korup), bisnis yang berkeadilan, teknologi yang digunakan untuk kemaslahatan, dan media sosial yang menjadi ruang literasi serta silaturahmi. Tentu Indonesia akan lebih beradab dan bermartabat.
Marilah ini menjadi renungan bersama untuk selalu mengingatkan kita, agar kita menjadikan Islam bukan hanya sebagai identitas, tetapi sebagai pedoman dalam setiap langkah. Kita mulai dari diri sendiri, keluarga, lalu meluas ke masyarakat, bisnis, politik, hingga interaksi kita di dunia digital. Hanya dengan menjadikan Islam sebagai way of life, kita akan menemukan makna hidup yang sejati: tidak merugi, bahagia di dunia, dan mulia di akhirat.



