Teknologi AI Tidak Akan Menggantikan Peran Jurnalis, Ini Alasannya

Ridwan
Ketua Umum IJTI Herik Kurniawan dan Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu

Jakarta, insanimedia.id – Kekhawatiran Geoffrey Hinton, yang dikenal sebagai bapak kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), satutahun lalu, tentang kecerdasan AI akan melebihi manusia, kinimulai dirasakan.

Berbagai pekerjaan, bisa dengan mudahdiselesaikan, tidak terkecuali pekerjaan seorang jurnalis.

“Hadirnya AI, tidak menutup kemungkinan bisa menggantikanperan jurnalis,” kata Ninik Rahayu, Ketua Dewan Pers.

Menurutnya, perkembangan teknologi tidak bisa dihindari, danharus bisa dimanfaatkan dengan baik.

“Jurnalis televise sebagaicontrol social harus menjalankan fungsinya secara benar dansemata-mata untuk kepentingan public,” katanya menambahkan.

Pernyataan itu disampaikan Ninik Rahayu dalam sambutannya, di acara Refleksi dan Urun Rembug serta Launching Buku Kompetensi Jurnalis Televisi, yang diselenggarakan IkatanJurnalis Televisi Indonesia (IJTI) di Hall Dewan Pers, Kamis(19/12) siang.

Menurut Ninik, Televisi masih menjadi platform media rujukan bagi publik untuk mendapatkan informasi. “Jurnalis Televisi harus bekerja dengan penuh rasa tanggungjawab,” katanya.

Hadir dalam kegiatan tersebut PltDirjen Komunikasi dan Media Massa, Kementrian Komunikasidan Digital, Molly Prabawaty, Ketua Umum IJTI, Herik Kurniawan, Pemimpin Redaksi dari sejumlah stasiun televisi, dan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Jakarta.

Menurut Molly Prabawati, AI merupakan inovasi baru yang bisadimanfaatkan oleh jurnalis, seperti analisis data dalammengidentifikasi tren, pola dan sumber potensial.

Plt Dirjen Komunikasi dan Media Massa itu menegaskan jika, AI tidakserta merta menggantikan peran jurnalis.

“Dalam penyajianinformasi yang kredibel, seorang jurnalis melibatkan elemen-elemen kreatif, empati dan interpretasi manusia yang sulit ditiruoleh teknologi,” katanya.

Menurutnya jurnalis harusmembangun narasi positif dalam menyampaikan informasi yang akurat, adil, transparan, sesuai dengan professionalitas danindependensi jurnalistik, dengan memanfaatkan AI.

Tidak tergantikannya peran jurnalis oleh kecerdasan itulah, IJTI meluncurkan buku Kompetensi Jurnalis Televisi, yang menjadipanduan bagi jurnalis televisi dalam melaksanakan tugasnya.

Baca Juga :  IJTI Kecam Pemukulan pada Jurnalis Kompas TV yang Diduga Dilakukan Pendukung SYL 

“Buku ini akan membantu jurnalis televisi dan bisa menjadistandar untuk menghasilkan karya-karya jurnalistik televisi yang baik,” kata Herik Kurniawan, Ketua Umum IJTI.

Menurutnya, jurnalis yang memiliki kompetensi, harus bisa menghasilkankarya jurnalistik yang memberikan nilai dan kebermanfaatanbagi masyarakat.

“Semoga buku yang diterbitkan IJTI bisamenjadi rujukan, tidak hanya bagi jurnalis televisi, tapi jugamahasiswa yang mengambil peminatan jurnalistik,” katanyamenambahkan.

Peluncuran Buku Kompetensi Jurnalis Televisi, menutuprangkaian kegiatan IJTI di tahun 2024.

Buku yang ditulis Rachmat Hidayat, Kepala Lembaga Uji Kompetensi JurnalisTelevisi IJTI itu, merupakan hasil evaluasi kegiatan UjiKompetensi Jurnalis Televisi, yang diselenggarakan IJTI diberbagai daerah.

Buku setebal 164 halaman itu memuattentang pemahaman Kode Etik Jurnalistik, Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran khusus Jurnalis Televisi, riset dan usulan berita televise, mewawancarai narasumbe, sampai cara menyusun budget program televisi.