UNISBA Blitar Gelar Forum Kemisan, Gen Z Dibekali Cara Atasi FOMO

Ridwan

Blitar, insanimedia.id – Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Islam Balitar (UNISBA Blitar) kembali menggelar Forum Kemisan edisi ke-10 di Aula Majapahit dengan mengangkat isu fenomena sosial yang banyak dialami generasi Z yaitu Fear of Missing Out (FOMO).

Sekitar 60 peserta, yang terdiri dari mahasiswa dan masyarakat umum, turut serta dalam forum yang menghadirkan dua dosen Sosiologi sebagai narasumber utama yaitu Qommruzzaman Azam Zami, S.Sosio., M.Sosio, dan Dimas Putra Wijaya, S.Sos., M.M.

Novi Catur Muspito, S.Pd., M.Si., Kepala Program Studi Sosiologi, mengatakan bahwa fenomena sosial seringkali hadir tanpa disadari di tengah masyarakat. Ia menyoroti bagaimana ketergantungan pada media sosial dapat memunculkan berbagai risiko, seperti masalah komunikasi, penurunan prestasi, hingga masalah sosial yang marak di kalangan generasi Z, salah satunya FOMO.

“Oleh karenanya, coba kita bedah dan kaji fenomena sosial Fomo ini melalui Forum Kemisan dengan menghadirkan narasumber-narasumber yang memang ahlinya. Sebab, secara tidak kita sadari Fomo atau yang kita kenal dengan Fear Of Missing Out ini bisa berdampak terhadap kesehatan mental, fisik, bahkan sosial kita,” ungkapnya.

Sementara itu, Qommruzzaman Azam Zami, merujuk pada penelitian Przybylski, menjelaskan FOMO sebagai sindrom kecemasan sosial yang ditandai dengan keinginan kuat untuk selalu terhubung dengan aktivitas orang lain. Ia menambahkan, ciri-ciri FOMO meliputi ketergantungan pada media sosial, kesulitan lepas dari gadget, dan dampak emosional dari aktivitas daring.

“Apa yang mereka lihat, ditambah keinginan untuk menjadi viral, berdampak signifikan pada pola konsumsi, seperti dorongan membeli produk fashion dan elektronik demi eksistensi sosial, ” jelasnya.

Disisi lain, Dimas Putra Wijaya, narasumber kedua pada acara tersebut mengungkapkan bahwa FOMO juga mendorong individu untuk mencari prestise digital melalui gaya hidup mewah dan koneksi sosial.

Baca Juga :  MoA FPP UNISBA - Desa Minggirsari, Wujudkan Tri Dharma dan Dorong Potensi Lokal di Desa

Hal ini, menurutnya dapat menciptakan harga diri semu yang dibangun di atas likes dan komentar di media sosial. Dosen yang juga pernah terpilih sebagai Raka Persahabatan Jawa Timur Tahun 2022 ini menambahkan, FOMO memicu perilaku seperti oversharing, doomscrolling, dan social climbing demi eksistensi daring.

Untuk mengatasi fenomena FOMO tersebut, ia menyarankan agar individu melakukan refleksi diri.

“Disarankan untuk mengurangi konsumsi konten, melakukan detoks digital, serta membangun identitas dan prestise yang otentik,” pungkasnya. (Bim)