insanimedia.id , – Saya ini alumni Universitas Brawijaya (UB) angkatan 1982. Dulu, waktu saya kuliah, lulus cepat itu langka. Tapi saya lulus 3,5 tahun. Waktu itu, banyak yang bilang, “Lulus cepat? Masa bisa?” Tapi alhamdulillah saya bisa buktikan.
Di UB, saya juga aktif. Jadi aktivis, ikut pers mahasiswa, menjadi ketua umum Forum Studi Pengembang Penalaran (Fordi Mapelar), dan bahkan terpilih dan dapat penghargaan sebagai mahasiswa teladan tingkat Universitas. Bukan sombong, tapi memang UB itu kampus yang memberi ruang bagi mahasiswa untuk berkembang, berkreasi, dan ini yang penting: dihargai.
Nah, sekarang saya baca berita terkait UB yang membanggakan, yaitu: empat ribu mahasiswa asing mendaftar di UB lewat program beasiswa BISS 2025. Lolos? Tidak semua, karena harus diseleksi ketat. Jadi yang diterima hanya 97 mahasiswa. Tahun lalu cuma 400 yang daftar, sekarang sepuluh kali lipat. Ini angka yang membuat saya dan tentu saja semua alumni tepuk tangan.
UB sudah jadi kampus kelas dunia, atau setidaknya sedang menuju ke sana. Program beasiswa lengkap, fasilitas canggih, suasana belajar multikultural, bikin mahasiswa dari 67 negara kepincut. Bayangkan, ada mahasiswa dari Pakistan, Asia Timur, Eropa, sampai Afrika.
Dulu, saya kuliah di UB dengan fasilitas yang masih sederhana, tapi semangatnya luar biasa. Para senior rata-rata memancarkan energi yang membuat para Yunior percaya diri dan semangat tinggi. Sekarang, UB makin maju. Perpustakaan berakreditasi internasional, laboratorium lengkap, sistem informasi digital, dan asrama internasional. Semua lengkap.
Sebagai ketua ICMI Jawa Timur, saya juga bangga kepada UB, karena UB adalah rumah kelahiran ICMI. Bahkan ICMI lahir dari Sejarah inisiasi aktivis mahasiswa masjid Kampus. Banyak alumni UB yang jadi pemimpin, inovator, dan orang yang punya pengaruh besar. Saya sendiri mendapat kesempatan mengabdi di dunia Pendidikan, di sebuah kampus ternama di Surabaya, dari dosen biasa sampai menjadi rektor dua periode, itu Semua berawal dari UB.
Target UB masuk 500 besar universitas dunia? Saya yakin itu bukan mimpi. Tapi harus kerja keras, terus tingkatkan kualitas riset, kolaborasi internasional, dan pelayanan mahasiswa.
Jadi, untuk teman-teman mahasiswa dan alumni UB, mari kita dukung kampus kita ini. Berikan support dan apresiasi agar ke depan semakin melejit, membanggakan bukan hanya buat alumni tapi buat Indonesia. UB bukan hanya tempat belajar, tapi rumah yang membentuk kita. Rumah yang membesarkan mimpi-mimpi besar.
Selamat buat rektor dan para pimpinan UB. Saya masih tetap setia dan siap diajak berkontribusi positif buat UB. Dan terima kasih selama ini dilibatkan sebagai penguji disertasi S3. Sekali lagi selamat dan sukses. Semoga semua capaian ini berkah buat Indonesia.