Blitar, insanimedia.id – Peringatan Milad ke-78 Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) pada 5 Februari 2025, alumni HMI Blitar, Sidiq Jauhari, menegaskan bahwa kader HMI di era modernisasi harus lebih dari sekadar memperkuat akademik dan internal organisasi.
Ia menekankan pentingnya penguasaan teknologi, terutama kecerdasan buatan (AI), untuk berkontribusi pada kedaulatan bangsa.
“Kita tidak boleh tertinggal dalam kemajuan teknologi, terutama di era AI. Jika tidak beradaptasi, kita akan kehilangan daya saing dalam membangun bangsa,” ujar Sidiq.
Ia juga menyoroti penurunan semangat pergerakan mahasiswa di Blitar dan mengajak HMI untuk membangkitkan gairah perjuangan agar tetap menjadi kekuatan intelektual yang kritis.
Pentingnya Penguasaan Teknologi bagi Kader HMI
Sidiq menegaskan bahwa penguasaan AI penting untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing bangsa.
Menurutnya HMI perlu fokus pada pengembangan teknologi agar kadernya dapat menciptakan solusi inovatif bagi masalah sosial dan ekonomi, serta memperkuat kebijakan berbasis data.
Dengan menguasai teknologi, kader HMI dapat menjaga kedaulatan bangsa dan bersaing di kancah global.
Keteladanan Alumni HMI
Kader HMI harus menjadikan para alumni sebagai inspirasi, bukan sekadar kebanggaan.
Kader HMI boleh memiliki tokoh-tokoh besar seperti Akbar Tanjung dan Anies Baswedan di bidang politik, Mahfud MD di ranah pemerintahan dan hukum, Chairul Tanjung sebagai pengusaha sukses, Prof. Din Syamsuddin di bidang akademisi.
Selain itu berbagai alumni HMI yang menduduki posisi strategis Menteri di kabinet Presiden Prabowo Subianto antara lain Yusril Ihza Mahendra, Airlangga Hartarto, Zulkifli Hasan, Bahlil Lahadalia, Saifullah Yusuf, Maman Abdurrahman, Dito Ariotedjo , Yandri Susanto .
Ia menekankan bahwa kader HMI harus terus mengasah kapasitas diri, berinovasi, dan memiliki mentalitas pejuang serta kepercayaan diri, tak sekedar menjadi pengagum alumni saja.
Momentum Cinta Tanah Air dan Heroisme Sudancho Supriyadi
Sidiq juga mengaitkan Milad ke-78 HMI dengan Hari Cinta Tanah Air dan mengenang keberanian Sudancho Supriyadi dalam memimpin pemberontakan melawan penjajahan Jepang.
“Sebagai kader HMI, kita harus meneladani semangat juangnya dengan intelektualitas, kepemimpinan, dan penguasaan teknologi,” tegasnya.
Ia berharap semangat heroisme Supriyadi menginspirasi kader HMI untuk terus menjaga nasionalisme dan kedaulatan bangsa.
“Milad ke-78 HMI bukan hanya seremoni, tetapi momentum untuk membangkitkan semangat perjuangan dan kebangkitan kader-kader terbaik bangsa,” pungkasnya.