60 Lansia Keracunan Usai Santap Kolak Kacang Ijo Pasca Posyandu Lansia, Sabtu Lalu

Blitar, insanimedia.id – Sebanyak 60 lansia harus dilarikan ke sejumlah rumah sakit karena keracunan usai menyantap kolak kacang ijo saat posyandu lansia pada Sabtu (10/05/2025) lalu. Para lansia ini merasakan mula, muntah, hingga diare sehingga harus mendapatkan perawatan intensif dari medis.

Ponidi, Kepala Dusun Sidorjo, Desa Sidomulyo, Kecamatan Selorejo, Kabupaten Kesamben mengatakan, bahwa kegiatan ini rutin digelar setiap bulannya. Para kader lansia sudah biasa memberikan tambahan asupan gizi bagi para lansia yang mengikuti Posyandu Lansia.

Ada sejumlah makanan yang disediakan oleh para kader. Pada saat peristiwa ini para lansia mendapatkan makanan berupa kolak pisang dengan kacang ijo. Berdasarkan data, ada 59 lansia yang mengikuti posyandu lansia ini, baik laki-laki dan perempuan. Sementara satu warga yang juga menjadi korban keracunan masih muda dan dalam keadaan hamil.

Sementara itu, hingga saat ini masih ada 19 lansia yang masih menjalani perawatan, baik di rumah sakit dan klinik. Sementara 41 lansia yang lainnya menjalani rawat jalan dari rumah sakit.

“Kita sebagai perangkat desa tidak menduga sama sekali kejadian ini, sebab seperti ini sudah sering dari dulu. Ada 5 warga yang bertugas membuat makanan ini, selalu orang-orang ini, sedangkan untuk bahannya selalu beli,” ungkap Ponidi, Senin (12/05/2025).

Iapun menyampaikan permohonan maaf kepada para korban keracunan ini. “Saya mohon maaf, benar-benar mohon maaf, karena kejadian ini,” tegasnya.

Sementara itu, pihak kepolisian langsung bertindak untuk menangani kasus ini. Pihak Satreskrim Polres Blitar langsung mengambil sampel sisa makanan yang telah dikonsumsi oleh para lansia. “Kita intensifkan pendataan, mungkin ada korban-korban lain yang belum terdata,” ungkap Putut.

Pihak kepolisian langsung mengirimkan sisa makanan ini ke Polda Jatim untuk mengetahui kandungan racun yang ada di makanan yang telah dimakan oleh para lansia ini. Tidak hanya itu, pihak kepolisian juga mengambil muntahan korban untuk diuji di laboratorium Polda Jatim.

“Sisa makanan, kolak, dan muntahan kita kirim ke Polda Jatim,” pungkasnya.(Oby)