Blitar, insanimedia.id – Setahun ini ada 2 kasus penganiayaan yang mengakibatkan santri menjadi korban meninggal dunia dari lingkungan pondok pesantren (Ponpes) di Kabupaten Blitar.
Ketua UPT Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kabupaten Blitar, Yulis Hastuti mencatat pada tahun ini sudah ada dua kasus penganiayaan yang mengakibatkan santri meninggal dunia di lingkungan pondok pesantren.
Pada awal tahun lalu ada kasus di salah satu pondok pesantren di Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar yang mengakibatkan santri meninggal dunia.
Sementara pada September tahun ini kembali ada kasus yang mengakibatkan salah satu santri juga meninggal dunia di lingkungan pondok pesantren.
Ia berharap, ada perbaikan sistem pendidikan di lingkungan pondok pesantren, sehingga ke depan tidak terulang kembali peristiwa seperti ini.
Pihak UPT PPA Kabupaten Blitar akan melakukan pendampingan baik kepada keluarga korban dan santri di lingkungan pondok pesantren.
Ia berharap pada pihak penegak hukum untuk menuntaskan kasus ini, baik adanya laporan ataupun tidak.
Apalagi kasus ini merupakan delik biasa yang tidak memerlukan laporan dari pihak korban.
Seperti diberitakan sebelumnya, seorang santri di Kabupaten Blitar meninggal dunia setelah dilempar kayu oleh ustadz nya di salah satu pondok di Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar.
Kejadian ini terjadi pada 15 September lalu dan korban meninggal pada 17 September, setelah dirawat di rumah sakit dan nyawanya tidak tertolong.
Saat itu, ada salah satu ustadz di pondok pesantren meminta pada para santri untuk segera mandi. Sebagian santri tidak mengindahkan karena asik bermain.
Kemudian, salah satu ustadz di pondok pesantren ini melemparkan kayu ke para santri. Naas bagi KEF (13) warga Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar ini sedang melintas dan kayu yang dilempar mengenai kepala korban.
Saat peristiwa ini terjadi, KEF langsung tersungkur ke tanah. Korban langsung dilarikan ke rumah sakit oleh pihak pondok pesantren.
Korban sudah tidak sadarkan diri saat dibawa ke rumah sakit. Karena tidak banyak dokter yang berjaga di Rumah Sakit Srengat, maka penanganan tidak maksimal.
Setelah dirawat sehari di Rumah Sakit Srengat pada Minggu (15/09/2024) sore KEF dibawa ke Rumah Sakit Umum Kabupaten Kediri (RSKK) dan meninggal dunia pada Selasa (17/09/2024).