BLITAR, insanimedia.id – Dinas Pendidikan Kota Blitar membuat surat edaran bagi kepala sekolah untuk belajar dalam jaringan (daring). Surat ini juga sempat direvisi dengan isi yang menguatkan untuk belajar daring.
Kebijakan belajar daring mulai dari Taman Belajar (TB) sampai tingkat SMP. Ini berlaku bagi sekolah baik negeri dan swasta. Tidak hanya sekolah yang berada di naungan Pemerintah Kota Blitar, Kemenag juga membuat aturan yang sama.
Dinas Pendidikan membuat kebijakan ini untuk laga kandang Arema pada 12 Agustus 2024. Adanya kegiatan belajar daring saat Arema FC menggunakan Stadion Supriyadi Kota Blitar ditanggapi miring oleh warga.
Warga kecewa lantaran Pemerintah Kota Blitar lebih mementingkan kelancaran pertandingan Arema FC vs Dewa United dibandingkan pendidikan anak-anak.
“Kok aneh, kalau diliburkan kan justru murid akan menonton,” ungkap Engel, warga Blitar, Minggu (11/8/2024).
Kebijakan ini dinilainya justru mengorbankan dunia pendidikan. Apalagi saat ini Indonesia sedang mempersiapkan generasi emas 2045. “Persiapan generasi emas dikorbankan demi sepakbola,” tambahnya.
Sebelumnya Pemerintah Kota Blitar melalui dinas pendidikannya mengimbau kepada seluruh sekolah baik negeri atau swasta dari jenjang paud hingga SMP untuk menggelar pembelajaran secara daring. Hal ini dilakukan demi pertandingan Arema FC berjalan lancar serta demi keselamatan siswa.
Kebijakan ini ternyata bukan hanya sekolah dibawah naungan Dinas Pendidikan namun Kementerian Agama Kota Blitar. Langkah ini pun langsung mendapat kecaman dari masyarakat Kota Blitar yang jauh dari stadion.
Mereka menyayangkan langkah yang ditempuh oleh Pemerintah Kota Blitar. Kebanyakan mereka mengecam langkah ini. Lebih dari itu warga justru juga berspekulasi apakah pertandingan Arema FC vs Dewa United berpotensi ricuh hingga pendidikan pun harus digelar secara daring.
“Setelah kami berdiskusi dengan beberapa teman-teman internal dinas dan sekolah, kami memutuskan tanggal 12 tetap dilakukan tetapi lewat daring,” kata Dindin Alinuridin, Kepala Dinas Pendidikan Kota Blitar, Sabtu (10/8/2024).
Meski demikian Pemerintah Kota Blitar enggan disebut bahwa pihaknya mengorbankan pendidikan demi sebuah pertandingan sepak bola. Menurutnya langkah ini ditempuh demi keamanan para siswa selama pertandingan Arema FC berlangsung.
“ Kami antisipasi bukan pergerakan anak-anak yang antar jemput juga kami antisipasi kalau ada jalan yang ditutup dan lain-lain, utamanya pas jam siang,” tegasnya. (tim)