Blitar, insanimedia.id– Ratusan warga dari berbagai daerah ikut memriahkan Gerebek Pancasila yang digellar oleh Pemerintah Kota Blitar, Minggu (01/06/2025). Gerebek Pancasila merupakan kegiatan yang sudah dugelar selama 25 tahun berturut-turut oleh Pemerintah Kota Blitar dalam memperingati hari Lahir Pancasila.
Gerebek Pancasila dilakukan dengan menggelar upacara di Alun-Alun Kota Blitar dengan menggunakan pakaian adat. Tidak hanya itu, waga juga membawa lima tumpeng hasil bumi yang melambangkan seluruh sila dalam Pancasila.
Usai upacara, seluruh peserta upacara membawa tumpeng ini ke Makam Bung Karno, di Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar. Kirap ini juga diikuti dengan membawa replika Pancasila dan panji-panji Kota Blitar dengan diiringi sejumlah warga lengkap dengan pakaian adatnya.
Sesampainya di Makam Bung Karno, warga langsung berebut tumpeng hasil bumi ini. Tidak hanya warga Blitar, warga luar pulaupun ikut memeriahkan agenda tahunan ini. Warga menyakini, bahwa hasil bumi yang melambangkan seluruh sila dalam Pancasila ini, membawa berkah bagi mereka.
Ahmad salah satu pengunjung dari Pulau Kalimantan mengatakan, Ia ikut berebut tumpeng hasil bumi ini karena tidak ada tradisi berebut tumpeng di daerah asalnya. Ia akan menyimpang hasil bumi yang ia dapat berupa gabah hasil panen di rumahnya.
Sementara itu, Wali Kota Blitar, H Syauqul Muhibbin, S.H.I mengatakan, bahwa 1 Juni 2025 merupakan hari yang penting bangi Bangsa Indonesia. Sebab setiap 1 Juni Bangsa Indonesia memperingati peringati hari yang penting dalam sejarah Bangsa Indonesia yakni hari lahirnya pancasila 2025.
Menurutnya, Hari Lahir Pancasila tidak hanya mengenang rumusan bangsa dan dasar negara, melainkan meneguhkan komitmen nilai nilai luhur yang sudah dirumuskan oleh pendiri bangsa.
“Peringatan Hari Lahir Pancasila merupakan komitmen bersama menjaga nilai-nilai luhur yang menjadi fondasi berdirinya Negara Kesatuan Republik indonesia,” ungkapnya, Minggu (01/06/2025).
Mas Ibin Julukan Syauqul Muhibbin mengatakan, Pancasila bukan sekadar dokumen historis atau teks normatif yang tertulis dalam pembukaan UUD 1945. “Pancasila merupakan jiwa bangsa pendoman hidup berbangsa dan bernegara,” tegasnya. (Adv/Oby)
