BLITAR, insanimedia.id – Beberapa waktu lalu, Kabupaten Blitar mendapatkan penghargaan dari Wakil Presiden Ma’ruf Amin.
Penghargaan itu berkenaan tentang keberhasilan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blitar dalam menghapus miskin ektrem pada tahun 2023.
Bahkan, Pemkab Blitar menerima insentif Rp6,3 miliar dari penghargaan tersebut.
Namun dibalik penghargaan itu, ternyata masih menyisakan banyak kepedihan bagi warga Kabupaten Blitar.
Salah satunya adalah purna Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Kabupaten Blitar yang ternyata masih berada pada keterbatasan ekonomi.
Tercatat, Kabupaten Blitar masuk di peringkat dua terbesar di Jawa Timur dalam jumlah pengiriman tenaga migran ke luar negeri.
Jumlah PMI yang begitu besar ini tentu harus menjadi perhatian serius, khususnya bagi pemerintah setempat.
26 Calon TKI Ilegal Ditampung di Rumah Kos di Blitar, Kondisi Meprihatinkan
Sebab menurut Haniv Avivu, Sekretaris Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Blitar, banyak purna PMI yang setelah pulang dari luar negeri hidup dengan harta yang bergelimang.
Namun, tidak berselang lama perekonomian mereka kembali menyusut seperti saat sebelum bekerja keluar negeri.
Dirinya juga menyebut bahwa purna PMI memiliki gaya hidup yang tinggi. Hal itu ia sampaikan setelah menjalani Sidang Tesis di Universitas Islam Malang pada Senin, 29 Juli 2024.
“Jadi saya melakukan penelitian tentang perilaku konsumtif dan produktif purna PMI di Kabupaten Blitar. Melalui penelitian ini saya menarik kesimpulan bahwa perilaku konsumtif purna PMI di Kabupaten Blitar cenderung tinggi,” ujarnya menjelaskan.