Pagelaran Drama Kolosal Peta Blitar Tampilkan Sisi Romantisme, Kangmas Kota Blitar Kritik Munculnya “Kekasih Supriyadi”

Agedan Drama Kolosal PETA yang Digelar Pemerintah Kota Blitar pada 2025 Menuai Kritik

Blitar, insanimedia.id – Pemerintahan Kota Blitar setiap 14 Februari malam menggelar Drama Kolosal PETA, di Museum Peta Jalan Sudanco Supriyadi Kota Blitar. Drama kolosal pada tahun ini mengangkat tema perjuangan PETA (Pembela Tanah Air) di masa pendudukan Jepang di Kota Blitar menuai kontroversi.

Pada gelaran tahun ini ada hal yang berbeda dengan tahun sebelumnya, sebab munculnya sosok “kekasih Supriyadi” dalam drama tersebut.

Kangmas Kota Blitar 2013, Demy Allam, mengkritik kehadiran sosok “kekasih Supriyadi” dalam drama tersebut. Demy menduga, kehadiran sosok tersebut merupakan roman sejarah yang tidak perlu dan berisiko membelokkan kebenaran sejarah.

“Kehadiran sosok ‘kekasih Supriyadi’ dalam drama tersebut adalah kontraproduktif dengan tujuan acara tersebut, yaitu edukasi,” kata Demy dalam sebuah pernyataan.

Demy yang juga penggagas 14 Februari sebagai hari cinta tanah air tersebut berpendapat bahwa jika kehadiran “kekasih Supriyadi” yang belum banyak tercacat dalam buku ataupun cerita para pelaku sejarah.

Pemerintah Kota Blitar melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Blitar telah salah dan berdosa dalam mengedukasi masyarakatnya dan perlu melakukan klarifikasi terbuka.

“Namun, saya juga berharap bahwa saya salah,” kata Demy.

Dikatakannya, jika memang sosok ‘kekasih Supriyadi’ merupakan fakta sejarah, maka hal ini merupakan lompatan penemuan sejarah yang luar biasa ditengah hilangnya sosok Supriyadi pasca perlawanan Peta.

“Semoga Pemerintah tidak sembrono menambahkan vatiable ala _telenovela_ yang sebelumnya tidak pernah ada, sebaliknya jika memang ada tunjukkan kepada masyarakat datanya, saya sungguh akan mengapresiasi kemajuan penemuan sejarah tersebut” tegasnya.

Demy sendiri merupakan alumni aktor Drama Kolosal yang diadakan setiap tahun di Kota Blitar. Ia pernah bermain dalam teatrikal ini selama 4 tahun berturut-turut yakni 2011-2014.

Dalam drama kolosal Peta 2025 ini juga menampilkan Supriyadi yang tengah berdansa dengan kekasihnya. Pasca berdansa bersama kekasihnya Supriyadi berpamitan untuk melawan Jepang.

Pertunjukan Drama Kolosal Perlawanan PETA yang Digelar Pemerintah Kota Blitar pada 2025
Pertunjukan Drama Kolosal Perlawanan PETA yang Digelar Pemerintah Kota Blitar pada 2025

Sang “kekasih Supriyadi” mengenakan pakaian ala-ala noni Belanda tidak menghendaki Supriyadi melawan kekuasaan Jepang.

Supriyadi yang tidak tega melihat rakyat tertindas oleh penjajah tidak tahan lalu melakukan perlawanan terhadap Jepang yang sudah dirancangnya bersama-sama teman seperjuangan pasukan Peta.